Senin, 11 Mei 2015

Membaca Iklan



BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Seiring perkembangan dunia yang pesat, perkembangan kondisi pasar sekarang ini telah membawa pengaruh terhadap strategi yang harus diterapkan oleh perusahaan dalam menawarkan dan memasarkan produk mereka. Bergulirnya waktu ke waktu konsumen semakin menseleksi segala produk yang diinginkan dengan melalui informasi yang tersedia. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus pintar dalam memilih cara yang tepat untuk menginformasikan produk perusahaannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk meraih sukses dalam mencapai pasar sasaran suatu  perusahaan, diperlukan strategi yang tepat sasaran. Oleh sebab itu diperlukan seorang pemasar yang mampu membaca situasi dan kondisi pasar secara tepat.
Untuk mencapai sasaran dalam suatu usaha pemasaran selalu membutuhkan alat dalam penyampaian informasi kepada konsumennya, salah satunya adalah dengan cara mengeluarkan iklan tentang produk suatu  perusahaan yang menarik bagi konsumen, yang pada akhirnya konsumen juga akan tertarik untuk menggunakan produk yang diiklankan. Penyampaian iklan akan membantu dalam mengenalkan produk kepada konsumen, iklan mempunyai peranan penting dalam menancapkan merek suatu produk ke pikiran konsumen. Menurut sejarahnya, kegiatan promosi atau iklan suatu produk barang atau jasa dilakukan secara langsung (orasi). Lalu ketika ditemukannya aksara untuk baca dan tulis, manusia melakukan kegiatan ekonominya dengan ditulis pada wadah untuk menulis baik itu dari batu, kain, tulang atau kertas. Wadah yang terakhir ini melahirkan iklan yang muncul dalam bentuk poster dan pamflet.
Lalu dengan adanya printer yang mempengaruhi perkembangan media cetak, iklan dimuat di halaman-halaman surat kabar, koran, majalah, tabloid, baliho ataupun papan-papan  besar yang biasa terlihat di pinggir jalan kota. Ketika media penyiaran mulai berkembang lagi, maka iklan dimunculkan dalam bentuk suara dengan media radio. Televisi merupakan media iklan selanjutnya. Adanya televisi, konsumen jadi lebih menarik untuk membeli karena produk tersebut langsung di demokrasikan dan dengan adanya efek dari cahaya, suara, gerakan juga. Latar belakang diatas menjelaskan betapa pentingnya adanya iklan di perkembangan zaman sekarang ini. Serta iklan mulai berkembang, dari bentuk orasi menjadi bentuk ke media televisi yang saat ini bisa kita lihat produk tiap perusahaan berlomba-lomba untuk menarik konsumen. Untuk itu maka kami ingin meneliti lebih jauh tentang iklan.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari iklan?
2.      Apa syarat-syarat dari iklan?
3.      Apa fungsi dari iklan?
4.      Bagaimana jenis-jenis iklan beserta contoh aplikasinya?

1.3 Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari iklan.
2.      Mengetahui syarat-syarat dari iklan.
3.      Mengetahui fungsi iklan.
4.      Mengetahui jenis-jenis iklan beserta contoh aplikasinya.

















BAB II PEMBAHASAN

Sebelum menjawab dari beberapa rumusan masalah tersebut, maka dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian iklan menurut beberapa  para ahli yaitu :
1.      Menurut Kotler  (1999): Iklan adalah segala macam bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa non-personal yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2.      Menurut Wells (1992): Periklanan adalah komunikasi non-personal yang dibayar oleh pihak sponsor yang menggunakan media massa untuk membujuk dan mempengaruhi audience.
3.      Menurut Rhenald Kasali (1992): Iklan didefinikan sebagi pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan untuk masyarakat melalui suatu media. Beda dengan pengumuman biasa, iklan lebih membujuk orang untuk membeli.
4.      Menurut PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia): Periklanan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa dan ditujukan untuk sebagian atau seluruh masyarakat.
5.      Menurut Dunn & Barban (1996): Periklanan adalah komunikasi non-personal melalui beragam media yang dibayar oleh  perusahaan, organisasi non-profit dan individu-individu dengan menggunakan pesan iklan yang diharapkan dapat menginformasikan atau membujuk kalangan tertentu yang membaca pesan tersebut.
6.      Menurut Russel & Lane (1990): Suatu pesan yang dibayar oleh sponsor dan disampaikan melalui beberapa medium komunikasi massa.
7.      Menurut Gilson & Berkman (1980): Iklan merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang untuk menghasilkan respon dan membantu tercapainya objektifitas atau tujuan pemasaran.
Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya kurang lebih adalah “menggiring orang pada gagasan”. Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu. Dengan demikian, iklan merupakansuatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.
2. 2  Syarat-Syarat Iklan
Syarat-syarat iklan adalah sebagai berikut:
1.      Bahasa Iklan
a.       Menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, dan logis.
b.      Ungkapkan atau majas yang digunakan untuk memikat dan sugestif.
c.       Disusun secara singkat dan menonjolkan bagian-bagian yang dipentingkan.

2.      Isi iklan
a.       Objektif dan jujur.
b.      singkat dan jelas.
c.       Tidak menyinggung golongan tertentu atau produsen lain.
d.      Menarik perhatian banyak orang.


2.3 Fungsi Iklan
 Shimp dalam Apriadi (2009: baris 31) iklan sangat penting karena memiliki fungsi komunikasi yang kritis, yaitu:
1.      Menginformasikan Iklan membuat konsumen sadar akan adanya produk baru, memberikan informasi mengenai merk tertentu, dan menginformasikan karakteristik serta keunggulan suatu produk. Pada tahap awal dari kategori produk, iklan sangat diperlukan untuk membangun permintan primer (kotler). Iklan merupakan bentuk komunikasi yang efisien karena mampu meraih khalayak luas dengan  biaya yang relativ rendah.
2.      Membujuk tujuan ini sangat penting pada tahap persaingan, dimana perusahaan ingin membangun  permintaan selektif untuk produk tertentu. Beberapa iklan menggunakan comparative advertising yang memberikan perbandingan atribut dari dua atau lebih merk/produk secara eksplisit. Iklan yang efektif akan membujuk konsumen utnuk mencoba menggunakan/mengkonsumsi suatu produk. Kadang-kadang iklan dapat mempengaruhi permintaan primer yang membentuk  permintaan untuk seluruh kategori produk. Seringkali iklan ditujukan untuk membangun  permintaan sekunder yaitu permintaan untuk merk perusahaan tertentu.
3.      Mengingatkan Iklan dapat membuat konsumen tetap ingat pada merk/produk perusahaan. Ketika timbul kebutuhan yang berkaitan dengan produk tertentu, konsumen akan mengingat iklan tentang  produk tertentu. Maka konsumen tersebut akan menjadi kandidat pembeli. Iklan dengan tujuan mengingatkan ini sangat penting untuk produk matang.
4.      Memberikan Nilai Tambah Iklan memberikan nilai tambah terhadap produk dan merk tertentu dengan cara mempengaruhi  persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan memberikan nilai tambah produk sehingga produk dipersepsikan lebih mewah, lebih bergaya, lebih bergengsi, bahkan melebihi apa yang ditawarkan oleh produk lain, dan secara keseluruhan memberikan kualitas yang lebih baik dari  produk lainnya.
5.      Mendukung Usaha Promosi Lainnya Dapat digunakan sebagai alat pendukung usaha promosi lainnya seperti sebagai alat untuk menyalurkan sales promotion, pendukung sales representative, meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran lainnya.

2.4 Jenis-Jenis Iklan
Dalam Dwinda Aulia Melati (2010: baris 49) ditinjau dari tujuannya, iklan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis iklan, yakni :
1.      Iklan Komersial (Comercial Advertising). Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk mendukung pemasaran atau mempromosikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan dari perusahaan/industri maupun personal. Contoh iklan ini adalah iklan produk yang biasanya di televisi yaitu iklan Gulagu, iklan Gudang Garam, iklan Oreo dan lainnya. Ada 2 macam iklan komersial, yaitu:
a.       Iklan Strategis. Iklan macam ini digunakan untuk membangun merek (brand). Hal itu dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk maupun jasa yang diiklankan. Perhatian utama dalam jangka panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa pikiran dan  pangsa pasar. Iklan macam ini mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.
b.      Iklan taktis adalah iklan yang memiliki tujuan yang mendesak. Iklan macam ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan respon pada hari yang sama.
2.      Iklan Korporat atau Iklan Perusahaan (corporate advertising). Iklan korporat bertujuan untuk membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh  perusahaan tersebut. Iklan Korporat akan efektif bila didukung oleh fakta yang kuat dan relevan dengan masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya selalu dikaitkan dengan kegiatan yang  berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan Korporat merupakan bentuk lain dari iklan komersial yang bersifat strategis yaitu ketika sebuah perusahaan melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilai-nilai korporatnya kepada masyarakat. Iklan korporat sering kali berbicara tentang nilai-nilai warisan perusahaan, komitmen perusahaan kepada pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau logo perusahaan yang baru atau mengkomunikasikan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar.
3.      Iklan layanan masyarakat (Public Service Advertising). Iklan layanan masyarakat merupakan bagian dari kampanye sosial marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Biasanya pesan iklan layanan masyarakat berupa ajakan, pernyataan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku yang “tidak baik” supaya menjadi lebih baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong penghargaan terhadap perbedaan pendapat, keluarga berencana, dan sebagainya. Contoh iklan ini adalah iklan himbauan jangan korupsi, iklan BKKBN, iklan membaca dan lainnya.
4.      Iklan baris (Classified advertising) adalah salah satu cara promosi barang dan jasa yang umumnya ditemukan di koran. Iklan baris mengutamakan informasi yang paling inti yang perlu diketahui oleh peminatnya. Karena itu biasanya iklan baris hanya memuat informasi seperlunya dan hanya membutuhkan beberapa baris saja. Biasanya koran-koran mensyaratkan iklan baris minimal 2-3 baris dilengkapi sekali dengan laman, nomor telepon, dan sebagainya untuk menambah keberkesanan iklan baris tersebut. Contohnya:
5.      Iklan kolom yaitu iklan dalam bentuk kolom (kotak), tarifnya dihitung per mm. Iklan kolom merupakan  iklan bergambar di space halaman iklan. Biasanya ukuran iklan kolom yaitu dengan lebar 36mm sedangkan untuk tinggi mulai dari 30mm hingga ukuran maksimal 100mm. Contohnya:











BAB III PENUTUP

 3.1 Kesimpulan
Menurut PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia) periklanan adalah segala bentuk  pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa dan ditujukan untuk sebagian atau seluruh masyarakat. Syarat-syarat iklan dapat ditinjau dari bahasa iklan dan isi iklan itu sendiri. Bahasa iklan mempunyai syarat menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, logis, ungkapkan yang digunakan untuk memikat dan disusun singkat dan menonjolkan pada bagian yang dipentingkan. Sedangkan isi iklan mempunyai syarat harus objektif, jujur, singkat tapi jelas, tidak menyinggung golongan tertentu, dan tentunya menarik perhatian orang.

3.2  Saran
Sebagai calon sarjana yang baik, alangkah baiknya jika kita membekali diri kita dengan hardskill maupun memperkaya softskill. Supaya kita bisa memperluas pemasaran khususnya pada alat dalam penyampaian informasi kepada konsumennya, yaitu iklan. Serta bisa memberikan ide tentang produk suatu perusahaan yang menarik bagi konsumen, baik cara penyampaiannya dan temanya yang pada akhirnya konsumen juga akan tertarik untuk menggunakan produk yang diiklankan dan mempunyai peranan penting dalam menancapkan merek suatu produk ke pikiran konsumen.











DAFTAR PUSTAKA

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080723044356AArzPEc

Sejarah Kebudayaan "Pengaruh Budaya Terhadap Agama"



BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam bahasa sansekerta Kebudayaan berasal dari kata “Budhayah” dengan bentuk jamaknya “Budhi” yang berarti akal dan budi.Sedangkan Dalam bahasa Inggris “Culture” dan dalam bahasa Latin “Colere” yang memiliki arti Segala daya dan kegunaan manusia untuk mengolah dan merubah alam.
Menurut para ahli arti Kebudayaan yaitu (EB.Taylor) mengatakan bahwa  kebudayaan merupakan “Keselarasan yang komplek, yang mencakup pengetahuan,kepercayaan,keilmuan social, hukum,adat istiadat.(Selo Sumarjan) mengatakan bahwa kebudayaan adalah “Hasil karya cipta manusia yang menyangkut budi atau akal.
Kebudayaan sangat terkait dengan pengertian “The Humanitis”  yang bermakna manusiawi, berbudaya, atau halus. Dengan demikian masalah kebudayaan selalu berhubungan dengan nilai – nilai kemanusiaan. Maka pembahasan kebudayaan selalu diarahkan pada manusia denagn karya – karyanya,baik yang bersifat kongkrit seperti benda atau barang maupun yang bersifat abstrak seperti norma atau aturan – atuaran.
Agama (Arab:addien) diturunkan oleh Allah SWT kepada manusia lewat rasul untuk kemashalakatan dan kemanfaatan bagi alam semesta ini. Memang agama bukan budaya, tetapi kehidupan keagamaan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kebudayaan. Agama berisi aturan dan norma yang mengatur kehidupan dan kematian manusia sebagai makhluk individu dan social agar berperilaku baik dan bertujuan untuk mencapai keselamatan di dunia dan akhirat.

1.2  Rumusan masalah
Didalam pembuatan makalah hubungan agama dan kebudayaan mempunyai beberapa rumusan:
1.      Mengetahui pengertian agama.
2.      Mengetahui pengertian kebudayaan.
3.      Mengetahui hubungan agama dan kebudayaan.
4.      Mengetahui penerapan hubungan agama dan kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari.


1.3  Tujuan
Makalah ini mempunyai bebrapa tujuan:
1.      Untuk mengetahui pengertian agama.
2.      Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
3.      Untuk mengetahui hubungan agama dan kebudayaan.
4.      Untuk mengetahui penerapan hubungan agama dan kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari.
















BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama
Kata agama berasala dari bahasa sansekerta dari kata a berarti tidak dan gama berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau. Jadi fungsi agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau sekelompok orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam sekitarnya tidak kacau. Karena itu menurut Hinduisme, agama sebagai kata benda berfungsi memelihara integritas dari seorang atau sekelompok orang agar hubungannya dengan realitas tinggi, sesama manusia dan alam sekitarnya.
Dalam bahasa inggris kata religion yang berasal dari kata religio (bahasa latin), yang berakal pada kata religare yang berarti mengikat. Dalam pengertian religio termuat peraturan tentang kebaktian bagaimana manusia mengutuhkan hubungannya denga  realitas tinggi (vertikal) dalam penyembahan dan hubungannnya secara horizontal (Sumardi, 1985:71).
Islam juga mengadopsi kata agama, sebagai terjemahan dari kata Al-Dinseperti yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an surat 3:19 (Zainul Arifin Abbas, 1984:4). Agama islam disebut Din dan Al-Din, sebagai lembaga Illahi untuk memimpin manusia agar mendapatkan keselamatan dunia akhirat.
Dari uraian di atas penegrtan agama adalah keprihatnan maha luhur dari manusia yang terungkap selaku jawabannya terhadap panggilan dari Yang Maha Kuasa dan Maha Kekal. Keprihatinan yang maha luhur itu diungkapkan dalam hidup manusia, pribadi atau kelompok terhadap Tuhan, terhadap manusia dan terhadap alam semesta raya serta isinya (Sumardi, 1985:75).

2.2 Pengertian Kebudayaan
Budaya menurut Koentjaraningrat (1987:180) adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Budaya dapat diperoleh dari belajar, dan gagasan dalam pikiran dan kemudian terwujud dalam seni.
Budaya menurut E. B Tylor adalah suatu keseluruan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, ada istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Budaya menurut R. Linton adalah konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsure pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainya.
Budaya menurut Selo Soemardjan dan soelaiman soemardi adalah semua hasil harya, rasa, dan cipta masyarakat. Budaya menurut Herkovints adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan manusia.
Menurut  Ki Hadjar Dewantoro Kebudayaan adalah "sesuatu" yang berkembang secara kontinyu, konvergen, dan konsentris. Jadi Kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis, baku atau mutlak. Kebudayaan berkembang seiring dengan perkembangan evolusi batin maupun fisik manusia secara kolektif.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material.

2.3 Hubungan Agama dan Budaya
Yojachem Wach berkata tentang pengaruh agama terhadap budaya manusia yang immaterial bahwa mitologis hubungan kolektif tergantung pada pemikiran terhadap  Tuhan. Interaksi social dan keagamaan berpola kepada bagaimana mereka memikirkan Tuhan, menghayati dan membayangkan Tuhan (Wach, 1998:187).
            Lebih tegas dengan yang dikatakan Geerts (199:130). Bahwa wahyu membentuk suatu struktur psikologis dalam benak manusia yang membentuk pandangan hidupnya, yang menjadi sarana individu atau kelompok individu yang mengarahkan tingkah laku mereka. Tetapi juga wahyu bukan saja menghasilkan budaya immaterial, tetapi juga dalam bentuk seni suara, ukiran, bangunan.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif.
Faktor kondisi yang objektif menyebabkan terjadinya budaya agama yang berbeda-beda walaupun agama yang mengilhaminya adalah sama. Salah satunya adalah perbedaan agama Hinduisme yang berada di Bali dengan Hinduisme yang ada di India. Jadi budaya juga memengaruhi agama. Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari kehidupan penganutnya (Andito,ed, 1998:282). Tapi hal pokok yang perlu disadari oleh masayarakat yang beragama adalah bahwa agama berfungsi sebagai alat pengatur dan sekaligus membudayakannya dalam arti mengungkapkan apa yang ia percaya dalam bentuk-bentuk budaya yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur, masyarakat, adat istiadat dan lain-lain. Jadi ada pluraisme budaya berdasarkan kriteria agama. Hal ini terjadi karena manusia sebagai homoreligiosus merupakan insane yang berbudidaya dan dapat berkreasi dalam kebebasan menciptakan berbagai objel realitas dan tata nilai baru berdasarkan inspirasi agama.

2.4 Penerapan Hubungan Agama dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Sehari-hari
            Dalam kehidupan sehari-hari dapat diambil beberapa contoh hubungan agama dan kebudayaan. Pertama, ketika seseorang berpindah agama cara berfikir dan cara hidupnya dapat berubah secara signifikan. Dapat dilihat seseorang yang beragama Kristen pindah menjadi agama islam maka pandangan hidupnya akan berubah pula, missal: cara pandang mareka dalam berpakaian ketika mereka beragama Kristen cara berpakain mereka kurang menutup aurat tetapi ketika mereka telah beragam islam cara berpakaian mereka menutup aurat.
            Kedua, ketika ibadah hari raya idul fitri, hari raya ini dalam praktiknya tidak lagi menjadi perayaan “khas” penganut agama islam tetapi sudah lebih merupakan tradisi bagi segenap masyarakat Indonesia. Saling maaf memaafkan yang dulu tidak pernah terjadi di negeri-negeri timur tengah tetapi masyarakat Indonesia justru di jadikan momemtum untuk membangun kembali tali persaudaraan seta kesetiakawanan lintas etnoreligius. Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.

Apakah gunanya menggunakan pendekatan kebudayaan terhadap agama.
a.       Kegunaannya sebagai alat metodologi untuk memahami corak keagamaan yang dipunyai oleh sebuah masyarakat dan para warganya.
b.      Sebagai hasil lanjutan dari kegunaan utama tersebut, adalah untuk dapat mengarahkan dan menambah keyakinan agama yang dipunyai oleh para warga masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran yang benar menurut agama tersebut, tanpa harus menimbulkan pertentangan dengan para warga masyarakat tersebut.
c.       Seringkali sesuatu keyakinan agama yang sama dengan keyakinan yang kita punyai itu dapat berbeda dalam berbagai aspeknya yang lokal. Tetapi, dengan memahami kondisi lokal tersebut maka kita dapat menjadi lebih toleran terhadap aspek-aspek lokal tersebut, karena memahami bahwa bila aspek-aspek lokal dari keyakinan agama masyarakat tersebut dirubah maka akan terjadi perubahan-perubahan dalam  berbagai pranata yang ada dalam masyarakat tersebut yang akhirnya akan menghasilkan  perubahan kebudayaan yang hanya akan merugikan masyarakat tersebut karena tidak sesuai dengan kondisi-kondisi lokal lingkungan hidup masyarakat tersebut





BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling merusak, kuduanya justru saling mendukung dan mempengruhi. Ada paradigma yang mengatakan bahwa ” Manusia yang  beragma pasti berbudaya tetapi manusia yang berbudaya belum tentu beragama”. Jadi agama dan kebudayaan sebenarnya tidak pernah bertentangan karena kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tapi berkembang terus mengikuti perkembangan jaman. Demikian pula agama, selalu bisa berkembang di berbagai kebudayaan dan peradaban dunia
3.2 Saran
            Saran kami sebagai umat beragama yaitu dengan adanya budaya masyarakat akan dapat memahami agama yang terdapat pada dataran empiriknya atau agama yang tampil dalam bentuk formal yang menggejala di masyarakat, perubahan kebudayaan dapat terjadi karena beberapa faktor yakni letak geografis daerah tersebut, sejarah dari generasi sebelumnya dan juga pengaruh dari bangsa lain.










DAFTAR PUSTAKA
Http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/06/hubungan agama-dan-kebudayaan